Dies Natalis XX dan Wisuda XII Sarjana Strata 1 STAH Dharma Nusantara Jakarta
by Ulianta
Jakarta, 27 September 2014.Usai Upacara Sakral Samawartana dan Upanayana, Keesokan harinya Tanggal 27 September 2014 dilangsungkan Dies Natalis XX dan Wisuda XII STAH Dharma Nusantara Jakarta dengan semangat dan keihklasan, seluruh civitas akademika yang terlibat dalam acara Dies Natalis tersebut menumbuhkan jiwa dan semangat baru. Terlebih pelaksanaan Wisuda Kali ini sangat menumental karena tanggalnya bertepatan dengan hari lahirnya STAH DN Jakarta.
Acara Dies Natalis dan Wisuda kali ini berlangsung di Gedung Astagina, Wisma Bhayangkari Jl. Sanjaya I/1 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Sebelum acara resmi dimulai, tabuh geguntangan yang dibawakan oleh sekehe geguntangan STAH DN Jakarta dikumandangkan mengiringi langkah kaki para undangan, wisudawan dan para orang tua menuju tempat acara.
Kegiatan panitia menjelang acara dimulai penuh dengan dinamika persiapan berangsur-angsur tenang sesaat menjelang dimulainya acara inti. Nampak Langkah-langkah cepat dan sigap untuk berusaha agar acara bisa dimulai sesuai dengan rencana. Tepat Pkl. 9.03 Acara dimulai serentak kesibukan tersebut terhenti setelah semua dinyatakan siap dan acara dinyatakan bisa dimulai.
Diawali dengan gemulai tarian penyambutan tamu undangan yang dibawakan oleh mahasiswi STAH Dharma Nusantara, menunjukkan kompetensinya bahwa tidak saja dalam bidang akademik dan keagamaan tapi juga terampil menari, mengolah gerak tubuh menjadi sesuatu yang indah dan seni serta dapat membuat suasana menjadi segar ceria dan mampu membawa vibrasi kebahagiaan seperti apa yang tengah dirasakan oleh para wisudawan-wisudawati serta keluarga sebagai hasil dari perjuangannya dibangku kuliah selama kurang lebih 4 tahun lamanya. Dengan segala suka dan duka, yang dialami dalam rangka menempuh proses belajar atau proses tranformasi yang terjadi dan direncanakan dengan sungguh-sungguh di Lembaga milik umat Hindu STAH Dharma Nusantara Jakarta dengan langkah yang penuh perjuangan ditengah – tengah derasnya pengaruh hiruk-pikuk Ibukota.
Suara Sunggu yang ditiup oleh Sampurno Sejati mahasiswa semester VII, dengan panjang dan menggema sebanyak tiga kali sebagai pertanda prosesi sidang terbuka Senat STAH DN Jakarta dimulai, petugas pembawa bendera dan perlengkapan prosesi dengan gerak langkah tegap menuntun barisan Senat menuju panggung kehormatan dengan diiringi lagu khas sebagai lagu perjuangan kebebasan akademik, dengan judul Gaudemus Igitur. (”Karenanya marilah kita bergembira”) adalah lagu berbahasa Latin yang merupakan lagu komersium akademik dan sering dinyanyikan di berbagai negara Eropa. Di negara-negara Barat, lagu ini dinyanyikan sebagai anthem dalam upacara kelulusan. Melodi lagu ini terinspirasi oleh lagu abad pertengahan, bishop of Bologna ciptaan Strada. Liriknya sendiri mencerminkan semangat para pelajar yang tetap semangat meskipun dengan pengetahuan bahwa pada suatu hari nanti kita semua akan mati, seperti terangkum dalam bait pertama pada baris ke-4 dan yang lebih diperjelas lagi pada isi bait ketiga, yang mengandung arti kesadaran akan dekatnya kematian dengan kehidupan manusia di bumi ini. Suasana bertambah khidmat dengan suara paduan suara yang berkumandang dan yang mendapat apresiasi dari bapak Dirjen Agama Hindu Kementerian Agama RI. Itulah buah atas kegigihan latihan para personilnya yang diasuh pelatihnya dengan penuh semangat.
Lagu Indonesia Raya dikumandangkan di awal sebagai penghormatan anak bangsa kepada bangsa dan negaranya. Selanjutnya pembacaan Weda Vakya oleh duet mahasiswa dan mahasiswi STAH DN Jakarta
Laporan Ketua Panitia penyelenggara Oleh I Wayan Kantun, M.Fil.H. Dalam kesempatan ini dilaporkan beberapa hal terkait dengan dasar penyelenggaraan dan keseluruhan rangkaian acara termasuk penyelenggaraan wiku saksi, guru daksina yang menghadirkan para pandita saat upacara Upanayana dan Samawartana sehari menjelang pelaksanan Wisuda. Wisudawan dan wisudawati yang dilantik sebanyak 31 orang. Dilaporkan pula yang mengikuti Upanayana yaitu 20 orang mahasiswa S1 yang bertempat di Pura Aditya Jaya Rawamangun Jakarta Timur.
Usai laporan ketua panitia, himne STAH DN Jakarta, dikumandangkan kembali oleh Group paduan suara dengan iringan melodi dan nampak Dirigen dengan gerak yang tangkas, sigap dan tegas memimpin peserta paduan suara.
Orasi Ilmiah yang dibawakan oleh Ngakan Putu Putra, mengetengahkan Judul “Membangun Daya Kritis Umat Hindu Melalui Media” Dalam orasi ilmiahnya pemimpin redaksi Media Hindu ini mengungkapkan bahwa Agama Hindu menyebar luas ke berbagai belahan dunia karena daya tarik filsafat dan praktik spiritualnya (sadhana). Dizaman modern ini agama Hindu mau tidak mau bahkan harus menggunakan media massa untuk menyampaikan pesan nya yang bermanfaat bagi hidup bersama secara damai dan untuk membangun etika global dalam penyelamatan lingkungan. Media massa cetak dan elektronik merupakan saran yang sangat ampuh untuk siar agama. Siar agama dapat berupa bentuk berita, opini, features, diskusi, sinetron,kotbah dan lainnya yang semuanya itu mampu menembus ruang-ruang keluarga bahkan kamar tidur orang-orang Hindu. Lebih lanjut bahwa tanda adanya pemikiran kritis di dalam suatu agama adalah bilamana pertanyaan tentang hal-hal fundamental, misalnya tentang makna dari teks-teks suci, tentang hakikat Tuhan, tentang tindakan Tuhan, tentang manusia, diijinkan. Di dalam agama Hindu pertanyaan-pertanyaan semacam itu diijinkan.
Bhagawad Gita sepenuhnya menggunakan dialog kritis sebagai metode dalam menyampaikan ajarannya. Arjuna terus mengajukan pertanyaan akan keraguannya atas berbagai hal. Dan Krishna menjawabnya dengan sabar. Barulah pada percakapan XI. Arjuna percaya akan jawaban Krishna, setelah Krishna menunjukkan siapa dirinya, bahwa ia adalah Awatara Tuhan.
Lebih Jauh Ngakan Putra menambahkan didalam Upanisad ajaran-ajaran fundamental dari agama Hindu (tattwa) disampaikan dalam bentuk dialog kritis antara guru dengan sisyannya, antara manusia dengan Inkarnasi Tuhan (Awatara). Perintah utama didalam agama Hindu bukanlah “Sembahlah Aku saja!” Percayalah hanya padaku, kalau tidak kamu akan masuk neraka”. Tetapi “Ketahuilah itu, karena Itu karena Itu adalah Brahman”. Dan “Siapa yang mengetahui Brahman menjadi Brahman”. Ketika Brahman itu dasar dari semua sebab dan akibat, diketahui, hasil dari tindakan tidak akan mengikatmu”. Mereka yang menyampaikan Brahman dengan bergerak maju melalui jalan ini, tidak kembali ke dalam lingkaran kelahiran dan kematian.” Seseorang yang mengetahui kebahagiaan abadi (hakekat sesungguhnya dari) Brahman, tidak lagi memiliki ketakutan terhadap apapun.
Veda mengajarkan metafisika tentang realitas tunggal yang meliputi atau meresapi segalanya (monisme atau panteisme) dan dari pada lahirnya mahawakya “Tat twam Asi” yang pada gilirannya melahirkan etika sosial tentang persaudaraan universal.
Veda mengajarkan kebijaksanaan, keutamaan tentang persahabatan, persaudaraan universal yang bermanfaat mencegah sektarianisme, radikalisme, kekerasan dan terorisme berdasarkan agama dan dengan demikian mendorong terbangunnya kehidupan bersama yang harmonis.
Veda mengajarkan etika tentang penghormatan terhadap manusia berdasarkan kesamaan jati dirinya, tentang etika kewajiban yang mengharuskan manusia mengambil tanggung jawab terhadap dirinya yang mendukung pembangunan karakter manusia unggul secara intelektual, moral dan prestasi.
Veda memiliki pengetahuan dan praktek rohani seperti yoga yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh dan ketenangan batin. Veda mememiliki ilmu pengetahuan antara lain matematika, kosmologi, astronomi, kedokteran dan lainnya yang memperkaya dan mendahului dan mendorong sain modern.
Media sangat diperlukan untuk menyebarluaskan ini semua kepada masyarakat. Media massa adalah sarana untuk menyampaikan informasi tentang ajaran Hindu yang konstruktif bagi kemajuan dan kesejahteraan manusia.
Disamping itu melalui media kita juga dapat memberikan klarifikasi atau koreksi atas berbagai opini negatif yang diproyeksikan terhadap agama Hindu baik secara disengaja maupun tidak.
Dalam era informasi ini masyarakat Hindu betul-betul memerlukan banyak Baudika, sebagai kesatria intelektual yang berjuang membela Hindu dengan pena, lewat tulisan di media massa, majalah dan buku. Sumber dari Kesatria Intelektual adalah Perguruan Tinggi Hindu. Perguruan Tinggi Hindu harus memiliki, media internal untuk ajang latihan bagi mahasiswa dan dosen untuk melahirkan tulisan-tulisan yang membangun daya kritis.
Perguruan Tinggi Hindu dapat memanfaatkan teknologi informasi untuk membuat sarana media online, seperti website yang dikelola secara profesional dan berani menerbitkan tulisan tulisan yang memiliki daya kritis. Mengakhiri orasi ilmiah ini disimpulkan kembali bahwa dengan memiliki daya kritis masyararakat Hindu terutama para sarjana Hindu, akan mampu membangun citra positif bagi Hindu Dharma dan memberikan sumbangan konstruktif dalam dialog agama pada khususnya dan dialog peradaban pada umumnya. Mereka yang mampu menggunakan daya kritis, akan lebih didengar atau diperhatikan oleh mitra dialognya, seperti prajurit pemberani di medan tempur, kalah atau menang, hidup atau mati, akan dipandang dengan hormat oleh kawan maupun lawan.
Usai Orasi ilmiah acara yang ditunggu-tunggu yaitu Pelantikan Wisudawan-wisudawati. Perlahan-lahan dengan langkah pasti satu persatu wisudawan menuju podium untuk dilantik oleh Ketua STAH Dharma Nusantara Jakarta Prof. Dr. Ir. I Made Kartika Dhiputra, Dipl.-Ing. Pada saat yang sama seluruh wisudawan menerima Ijazah dan Akta 4 (Empat). Suasana haru bercampur bahagia tercermin nampak pada wajah para wisudawan, bahwa inilah saatnya kebahagiaan hasil perjuangan selama ini di bangku kuliah. Gemblengan, tantangan, tugas, masalah semua dapat teratasi dengan kegigihan dan ketekunan tanpa mengenal putus asa.
Janji Wisudawan dibacakan oleh dua perwakilan mahasiswa dan mahasiswi yaitu yang diikuti secara serentak oleh seluruh wisudawan dan wisudawati,
Dilanjutkan kemudian Kesan dan Pesan Wisudawan yang dibawakan oleh Lulusan terbaik dengan IPK 3, 95 yaitu Eka Sulastri kelahiran Blitar Jawa Timur. Secara dalam kesan yang dikemukakan adalah bahwa mahasiswa merasa sangat bangga menjadi bagian dari keluarga besar STAH DN Jakarta karena telah mampu memberikan banyak pengalaman berharga yang berguna bagi pengembangan diri, dan mampu menggiring menjadi individu yang cerdas secara intelektual, spiritual dan emosional.
Mampu pula menunjukkan eksistensi dalam berkarya terbukti dari beberapa prestasi yang telah ditorehkan dalam mengikuti ajang dan peristiwa yang dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas SDM Hindu baik tingkat lokal dan nasional sebagai wujud kesungguhan dalam upaya turut serta dalam meningkatkan kualitas diri dan masyarakat. Harapan juga terlontar dengan suatu maksud membangun kampus tercinta untuk lebih baik lagi meningkatkan management komunikasi baik antar dosen, staf, dosen dengan mahasiswa maupun dengan orang tua, karena salah satu unsur yang dapat memberikan sumbangsih dalam upaya meningkatkan kualitas lembaga adalah terjalinnya komunikasi yang efektif.
Acara dilanjutkan dengan penyerahan Kendi Ilmu Pengetahuan sebagai lambang mengalirnya terus menerus Ilmu pengetahuan tanpa henti dari generasi ke generasi, agar tak henti-hentinya kita belajar dan selalu berkesinambungan. Kendi ini diserahkan kepada mahasiwa baru oleh perwakilan wisudawan.
Lagu Bagimu Negeri mengingatkan bahwa kita harus berbuat untuk negeri sesuai swadarma masing-masing.
Sambutan-sambutan yang diawali dengan sambutan dari Ketua STAH DN Jakarta. Dalam sambutannya Ketua STAH DN Jakarta mengungkapkan bahwa STAH Dharma Nusantara Jakarta, adalah milik umat Hindu yang memiliki tujuan untuk mengembangkan mahasiswa menjadi sarjana yang Sujana. Jadi Jangan dilihat siapa yang memimpin tetapi lihatlah Stah sebagai institusi milik umat dengan tujuan mulia sehingga perlu didukung oleh seluruh umat Hindu sehingga keberadaannya dapat benar-benar berfungsi guna melahirkan insan-insan yang benar-benar memiliki kompetensi baik secara spiritual maupun intelektual yang memadai sehingga berguna bagi agama, keluarga, bangsa dan negaranya. Memiliki kualitas spiritual dan berbudi pekerti yang baik, lahir Hindu dan matipun tetap Hindu. Dalam kesempatan yang sama ketua STAH juga mengungkapkan bahwa saat ini telah sedang dalam proses Re-Akreditasi Ban PT setelah mengajukan /menyampaikan dokumen serta lampiran-lampiran yang dipersyaratkan dengan dokumen terkait dengan portfolio, Borang dan Evaluasi Diri dan juga telah divisitasi oleh tim Assesor yang terdiri dari Prof. Dr. Ida Ayu Gde Yadnyawati, M.Pd dan Dr. Ni Putu Listiawati, SE-Ak., MM pada tanggal 19September 2014. Sampai larut malam , dalam kiat, usaha dan upaya sehingga dapat terbentuk “Branch Image yang baik” bagi STAH Dharma Nusantara Jakarta sebagai satu-satunya Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Hindu yang berwibawa dan kompetens di Jakarta. Dalam kesempatan ini pula Selaku Ketua dan Mewakili Pimpiman STAH DN Jakarta mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Team Assesor maupun semua pihak terkait : Sivitas Akademika, Pihak Yayasan Dharma Nusantara, Yayasan Mandira Widayaka, Pengurus dan Pengempon Pura Adiya Jaya Rawamangun Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat maupun DKI, Suka-Duka Hindu Dharma Se-Jabodetabek khususnya banjar Jakarta Timur, Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI, beserta jajarannya terkait dalam pembinaan Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Hindu, serta para Stake Holder lainya yang terpanggil “ Jengah, Lascarya dan Legowo untuk ikut berperan dan ambil bagian dalam rangka meningkatkan kualitas “Sumber Daya Manusia Hindu Nusantara yang cerdas dan religius” melalui proses pendidikan berkelanjutan, dengan segala bantuan baik moril , materiil maupun kerjasama dan doa restunya, semoga STAH Dharma Nusantara Jakarta dapat mempertahankan statusnya “B” Akreditasi BAN PT yang selama ini telah dicapai, guna pemantapan pengabdian Tri Dharma selanjutnya. Selain itu juga diungkapkan STAH juga telah berupaya pada penguatan sarana prasarana dan sampai kini masih berproses dan berharap kepada generasi muda tetap semangat dan meneruskan agar bersiap diri untuk tetap berjuang akan keberadaan lembaga Perguruan Tinggi Hindu yang satu-satuya di Ibukota ini sehingga mampu berdiri kokoh baik dari penguatan sisi sarana prasarana terutama Bangunan Gedung maupun Sistem dan Management untuk menunjang terlaksananya Tri Dharma Perguruan Tinggi .
Diakhir sambutannya Ketua STAH mengucapkan Selamat dan Sukses kepada para Wisudawan/Wisudawati beserta keluarga yang berbahagia atas keberhasilan mereka menyandang gelar S.Pd.H., maka mulai saat ini teruskanlah cita-cita Saudara semua sebagai Duta Agama Hindu dalam mencerahkan dan meningkatkan Sradha – Bhakti umat Hindu melalui Dharma Sadhana di Bumi Nusantara berpedoman “NIAT BAIK”, dan jangan pernah melupakan Almamater Saudara.
Terimakasih juga disampaikan terima kasih kepada Para Pandita/Sulinggih yang berkenan sebagai Manggala Upacara maupun Wiku Saksi dalam acara Upanayanam dan Samawartanam; kepada Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI, Bapak Prof. Dr. IBG. Yudha Triguna MS yang dengan penuh ketulusan telah memberi dukungan moril maupun materiil dalam memajukan STAH Dharma Nusantara Jakarta; begitu juga kepada segenap Pengurus Yayasan Dharma Nusantara, para Guru Besar, Dosen dan Staf Akademik / non Akademik serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas kerja keras dan tim work-nya yang baik sehingga Upacara Dies Natalis ke XX dan Wisuda ke XII, dapat berlangsung sehidmat dan semeriah ini,Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa senantiasa Asung krtha war?nugraha dalam membimbing kita semua.
Ketua Umum Yayasan Dharma Nusantara dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh IB Jayapati menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi atas kesuksesan lembaga STAH DN untuk ikut dalam upaya pencerdasan umat dan telah mampu melaksanakan wisuda kali ini yang berarti tahap-tahap proses pendidikan sebagaimana yang diisyaratkan oleh peraturan dan perundangan yang berlaku secara formal telah dijalankan oleh STAH hingga akhirnya seluruh mahasiswa pada jenjang tersebut dapat sampai pada tahap akhir dari proses yang diisyaratkan.
Dalam sambutannya ketua Yayasan juga mengajak dan mengingatkan bahwa kewajiban bagi seluruh umat untuk ikut serta berpartisipasi dan peduli terhadap upaya pembinaan anak-anak dalam menyiapkan mereka menjadi generasi penerus masa depan Hindu.
Diakhir sambutanya disampaikan ucapan selamat dan sukses kepada para wisudawan/wisudawati atas keberhasilan dalam menjalani seluruh proses yang panjang seraya berpesan bahwa teruslah belajar dan menerapkan ilmu yang diperoleh karena sesungguhnya universitas yang sebenarnya adalah dimasyarakat dalam hidup kita.
Sambutan Dirjen diawali dengan pujian secara tulus diberikan kepada team paduan suara yang telah menunjukan kesungguhan dan prestasinya dalam acara ini sehingga menghasilkan karya maksimal walaupun itu bukanlah bidangnya. Beliau menggaris bawahi, kalau kita rajin latihan dan semangat untuk itu walaupun bukan bidangnya pasti bisa juga berbuat maksimal bahkan berprestasi.
Beliau juga memberikan apresiasi dan penghargaan kepada STAH Dharma Nusantara atas segala prestasi yang telah dicapai selama ini. Sebagai wakil pemerintah tentu sangat mendukung dan akan berusaha memperhatikan dan sejauh mungkin memfasilitasi, setiap gagasan dan upaya positif dalam bidang pendidikan.
Kepada para Wisudawan dan Wisudawati yang telah berprestasi dan berhasil mendapatkan predikat Mahasiswa Terbaik dan Cum laude beliau menyarakan untuk mengirimkan aplikasi permohonan beasiswa kepada Dirjen Agama Hindu Kementerian Agama RI karena anggaran untuk itu ada dan harus diinformasikan, sehingga dapat dimanfaatkan oleh yang benar-benar memiliki prestasi untuk melanjutkan ke jenjang S2.
Diakhir sambutannya Dirjen mengucapkan selamat kepada Wisudawan dan Wisudawati semoga dengan meraik gelar Sarjana Pendidikan Agama Hindu (S.Pd.H) ini dapat berkecimpung dalam dunia pendidikan, serta dapat mengabdikan diri dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan beragama.
Setelah dipanjatkan mantram doa penutup oleh Jero Mangku Nyoman Sutisna, salah seorang pinandita di Jakarta, prosesi penutupan Sidang Terbuka Senat STAH Dharma Nusantara Jakarta ditutup kembali oleh Ketua Senat dengan Mengetuk Palu sidang sebanyak 3 kali, iring-iringan bendera, bedel dan Para Senat dan Guru Besar meninggalkan Panggung Kehormatan.
Acara diakhiri dengan ramah-tamah tamu undangan para wisudawan, foto bersama dan makan siang bersama. Suasana menjadi bertambah ceria dengan alunan lagu-lagu bernada ceria mengiringi suasana makan siang bersama. Berangsur-angsur suasana kegembiraan terbawa ke rumah masing-masing tepat pukul 13.00 Wib sesuai waktu yang disediakan oleh pengelola gedung, dan ……susana bahagia, gembira, haru semoga bukan merupakan hal yang akhir tapi sebagai batu pijakan melanjutkan kehidupan yang lebih baik dalam menatap masa depan. Astungkara…!!!