Suara Hati
Perkenalkanlah ………! namaku Pribadi, Aku selalu berada dalam dirimu, dan takkan pergi sebelum engkau pergi. Aku adalah cahaya kehidupan yang selalu menerangi dalam kegelapan. Selama ini engkau selalu melupakan Aku, dan tidak melibatkan Aku dalam setiap perbuatanmu. Padahal Aku selalu dekat denganmu, tapi mengapa engkau seolah-olah tidak tahu ?
Di duniamu engkau selalu mengeluh, menderita, sakit, susah, sedih dan terkadang putus asa. Semua ini engkau tidak tahu apa penyebabnya. Walaupun sekarang engkau terperosok dan jatuh kedalam lembah yang amat gelap, tapi Aku tak pernah meninggalkanmu. Aku peduli dan teramat sayang kepadamu, karena engkau adalah sahabatku yang paling setia. Sesungguhnya engkau dan Aku adalah satu.
Sekalipun engkau tidak mendengarkan Aku, karena berada dalam kegelapan/avidya, tapi Aku yakin suaraku selalu terdengar olehmu meski kecil. Sahabatku….! jenguklah Aku kedalam dirimu, Aku pasti siap membantumu, teguhlah pada jalan dharma, dengan demikian suaraku lebih jelas terdengar olehmu.
Kini, engkau dan Aku adalah sahabat yang sejati, raihlah cita-citamu demi masa depanmu, Sahabatku….! mulai saat ini, ku berharap engkau merubah sudut pandangmu tentang hidup ini. Gambarkan yang jelas dalam benakmu apa-apa yang engkau inginkan, karena Aku akan menjadikan setiap apa yang dominan dalam pikiranmu. Oleh karena itu, Aku tidak ingin engkau menyimpan hal-hal negatif dalam pikiranmu, yang kuinginkan adalah berpikirlah selalu positif, bila hidupmu ingin sukses, aman tentram damai dan selamat sejahtera.
By: Made Wirawan, S.Ag.,M.Fil.H.
YAJNA YANG EFEKTIF, EFISIEN, PRAKTIS DAN SATTVIKA
OLEH : I WAYAN SUDARMA (SHRI DANU DHARMA P.)
“ Kramanya sang kuningkin akarya sanista, madya, uttama. Manah lega dadi ayu, aywa ngalem druwenya. Mwang kemagutan kaliliraning wwang atuha, away mengambekang krodha mwang ujar gangsul, ujar menak juga kawedar denira. Mangkana kramaning sang ngarepang karya away simpanging budhi mwang krodha”
artinya:
Tata cara bagi mereka yang bersiap-siap akan melaksanakan upacara kanista, madya atau uttama. Pikiran yang tenang dan ikhlaslah yang menjadikannya baik. Janganlah tidak ikhlas atau terlalu menyayangi harta benda yang diperlukan untuk yajna. Janganlah menentang petunjuk orang tua (orang yang dituakan), janganlah berprilaku marah dan mengeluarkan kata-kata yang sumbang dan kasar. Kata-kata yang baik dan enak didengar itu juga hendaknya diucapkan. Demikianlah tata-caranya orang yang akan melaksanakan yajna. Jangan menyimpang dari budhi baik dan jangan menampilkan kemarahan. (Sumber: Lontar Dewa Tattwa)