STAHDNJ.AC.ID

Vidyaya, Vijnanam, Vidvan
Subscribe

ORASI ILMIAH WISUDA XVI STAH DNJ 2018

October 03, 2018 By: admin Category: ORASI ILMIAH

Oleh :

Letjen TNI (Purn) Dr. I Wayan Midhio, M.Phil

Dosen Universitas Pertahanan

Om Svastyastu

Yth.      Ketua Sekolah Tinggi Agama Hindu, Jakarta

Ysh.     – Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI

  • Ketua Yayasan Dharma Nusantara
  • Para Guru Besar
  • Wakil Ketua Sekolah Tinggi Agama Hindu Jakarta
  • Para Ketua Jurusan
  • Ketua Panitia
  • Khususnya Para Wisudawan
  • Seluruh Civitas Academika Sekolah Tinggi Agama Hindu Jakarta, dan

hadirin yang berbahagia.

Pertama, Sebagai umat beragama, marilah kita tidak henti-hentinya memanjatkan puja dan puji kehadapan Hyang Widhi, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas anugerah-Nya, kita dapat bersama di tempat suci ini dan dalam acara yang sangat penting yaitu Dies Natalis XXIV dan Wisuda XVI Sarjana Strata Satu Sekolah Tinggi Agama Hindu Dharma Nusantara Jakarta, dalam keadaan sehat walafiat dan berbahagia.

Kedua, Saya merasa bangga dan juga terhormat bisa berdiri di hadapan bapak dan Ibu, khususnya para wisudawan kader pemimpin masa depan umat Hindu, yang sangat dibutuhkan eksistensinya sebagai Pembina Ajaran Hindu di tengah situasi disrupsi yang kita hadapi bersama saat ini dan di masa mendatang.

Ketiga, Saya juga harus berterima kasih kepada Ketua Sekolah Tinggi Agama Hindu Dharma Nusantara Jakarta dan Ketua Panitia yang telah memberi kepercayaan kepada saya sebagai pemberi orasi ilmiah pada Dies Natalis XXIV dan Wisuda XVI Sarjana Strata Satu Sekolah Tinggi Agama Hindu Dharna Nusantara Jakarta, dengan Tema: Kepemimpinan dan Nasionalisme.

Bapak, Ibu dan Hadirin yang saya hormati,

Sebelum saya lanjutkan, pada hari yang membahagiakan ini, saya ingin menyampaikan selamat kepada seluruh Wisudawan.Kerja keras Anda selama ini, berbuah hasil. Anda segera memasuki tahapan baru dalam perjalanan hidup Anda yang hampir pasti tidak akan lebih ringan daripada apa yang Anda alami selama masa studi Anda. Anda akan memasuki dunia nyata yang penuh dengan peluang dan sekaligus tantangan. Saya doakan, semoga Anda semua sukses.

Saya juga ingin mengucapkan selamat kepada Sekolah Tinggi Agama Hindu Dharma Nusantara Jakarta, yang telah memberi bekal kepada para Wisudawan yang saya harapkan bermanfaat bagi perjalanan karier mereka.Saya juga berharap agar Sekolah Tinggi Agama Hindu Dharma Nusantara terus berkarya, meningkatkan pengabdiannya dalam menjalankan fungsi Tridharma Perguruan Tinggi, baik di bidang pengajaran, penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat.Kita semua berharap di masa mendatang Sekolah Tinggi Agama Hindu Dharma Nusantara Jakarta, semakin banyak mencetak kader pemimpin bangsa yang berkualitas, khususnya bagi umat Hindu, dan juga menjadi institusi pendidikan Hindu yang semakin kredibel.

Mengawali orasi ilmiah ini, saya ingin menyampaikan sedikit tentang berbagai bentuk ancaman yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini, sebagai akibat dinamika perkembangan lingkungan strategis, baik global, regional, nasional maupun lokal. Hal ini saya pikir sangat penting disampaikan, mengingat kita semua di sini sebagai bagian dari komponen bangsa yang tidak bisa lepas dari permasalahan ancaman yang dihadapi bangsa dan negara Indonesia.Di samping kita bicara tentang bangsa, dibahas juga tentang kepemimpinan yang dalam implementasinya akan sangat banyak berhadapan dengan masalah strategis, yaitu ancaman dan peluang yang selalu kita hadapi bersama.

Bapak Ibu, hadirin sekalian yang saya hormati

Dinamika perkembangan lingkungan strategis baik global, regional, nasional, maupun lokal yang kita hadapi saat ini,disebabkan oleh semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi, transportasi dan komunikasidalam beberapa dekade terakhir. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut, di satu sisi sangat membantu umat manusia dalam meningkatkan dan melayani kehidupannya. Namun di sisi lain, telah digunakan oleh berbagai pihak, baik actor Negara maupun non-negara untuk kepentinganlain yang justru mengancam hakekat kemanusiaan tersebut.

Saat ini ancaman yang dihadapi oleh bangsa dan Negara Indonesia ada dua jenis, yaitu ancaman nyata dan ancaman belum nyata. Ancaman belum nyata, seperti invasi atau agresi oleh Negara lain, sangat kecil kemungkinan terjadi, mengingat upaya diplomasi yang dijalankan oleh Negara Indonesia dengan Negara sahabat sangat berhasil selama ini, sehingga mampu menciptakan stabilitas di kawasan maupun perdamaian dunia.  Namun ancaman nyata yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini, sangat massif dan terjadi diberbagai lini, dengan pelakunya sebagian besar aktor bukan Negara. Adapun ancaman nyata tersebut berupa: Gerakan radikalisme, terorisme, sparatisme, pelanggaran wilayah, peredaran dan penyalahgunaan narkoba, berbagai bentuk kejahatan transnasional seperti penyelundupan, perdagangan manusia, illegal logging, pencurian kekayaan alam, illegal fishing, dan lain-lain.

Semua ancaman tersebut sangat membahayakan kelangsungan hidup dan keselamatan bangsa Indonesia. Jika ancaman tersebut tidak bisa ditangani secara baik, dikhawatirkan akanmenimbulkan ketidakpercayaan masyarakat kepada pemerintah dan Negara Indonesia. Jika hal ini terjadi, maka semakin memudarnya rasa nasionalisme anak bangsa. Menghadapi hal ini, maka dibutuhkan kehadiran seorang pemimpin yang mampu menginspirasi generasi muda anak bangsa, agar siap menghadapi tantangan masa depan yang semakin tidak menentu dan penuh dengan ancaman tersebut. Untuk itu, sangat tepat kiranya, Tema yang diberikan kepada saya, adalah terkait dengan Kepemimpinan dan Nasionalisme.

Bapak, Ibu hadirin sekalian, khususnya para Wisudawan yang berbahagia,

Pada bagian pertama saya mengajak bapak ibu hadirin untuk membahas tentang apa, bagaimana dan mengapa dibutuhkan kepemimpinan tersebut.  Bagi saya, Kepemimpinan adalah seni seorang pemimpin untuk mempengaruhi bawahan melalui proses interaksi dan komunikasi agar mau mengikuti tujuan organisasi yang telah disepakati bersama secara tulus dan ihklas.

Sebagai suatu seni atau art, praktek kepemimpinan membutuhkan inovasi, kreasi dan daya imaginasi yang tinggi, agar anggota atau bawahan mau mengikuti kehendak atau tujuan organisasi. Tidak ada gaya tertentu yang harus diikuti, namun sebaliknya, gaya apapun yang diterapkan, sepanjang bawahan mau mengikuti tujuan organisasi, maka itulah kepemimpinan yang baik. Dengan demikian, jika Anda jadi pemimpin, maka tidaklah petrlu mematut-matut diri, meniru sikap dan tingkah laku seorang pemimpin idola, Anda dapat kehilangan identitas diri dan menjadi orang lain. Prilaku ini sebaiknya dihindari.Jadilah diri sendiri, sembari terus meningkatkan kompetensi pribadi, agar menjadi pribadi yang semakin baik.

Agar bisa mempengaruhi orang lain, maka seorang pemimpin memerlukan kompetensi tertentu, seperti kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan anggotanya.   Kompetensi merupakan sejumlah karakteristik yang mendasari seseorang dan menunjukkan cara-cara bertindak, berpikir, atau menggeneralisasikan situasi secara layak dalam jangka panjang.  Ada dua jenis kompetensi, yaitu:

Pertama, Threshold Competency yaitu kompetensi ambang yang dimiliki seseorang, baik dibawa saat lahir, didapat melalui proses pendidikan, maupun dikembangkan melalui pengalaman pribadi. Kompetensi ambang merupakan karakteristik esensialminimal, biasanya berupa pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan oleh seseorang untuk dapat berfungsi efektif dalam pekerjaannya.Kompetensi ini memang cukup untuk melakukan tugas yang diberikan, namun belumlah mampu berkompetisi dengan para kompetitor dalam pelaksanaan tugas.

Dan, kedua adalah Deffrentiating Competency, yaitu kompetensi pembeda yang harus dimiliki, yang membedakan antara pekerja yang memiliki kinerja superior dan biasa-biasa saja. Agar memiliki kompetensi pembeda tersebut, seseorang harus meningkatkan kompetensi dirinya, sehingga selalu berada di atas kompetensi orang lain.Kompetensi pembeda ini, selain diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, maupun pengalaman dalam tugas, namun yang lebih penting adalah adanya upaya sadar untuk memberdayakan diri sendiri.

Untuk memberdayakan diri sendiri, agar memiliki kompetensi pembeda tersebut dapat dilihat pada berbagai filsafat kehidupan, baik yang bersumber dari falsafah kuno, maupun Weda Suci sebagai berikut:

Pertama, filsafat kuno Cina Sun Tsu, dalam The Art of War, sebagai berikut: “If you know the enemy and know yourself, you need not fear the result of a hundred battles. If you know yourself but not the enemy, for every victory gained you will also suffer a defeat. If you know neither the enemy nor yourself, you will succumb in every battle.” Terjemahan bebasnya sebagai berikut: Jika Anda tahu musuh Anda dan tahu diri sendiri, Anda tidak perlu takut terhadap hasil dari ratusan pertempuran. Jika Anda tahu diri sendiri, tapi tidak than musuh Anda, untuk setiap kemenangan yang Anda dapat akan terancam kekalahan. Jika Anda tidak tahu diri Anda sendiri dan juga musuh Anda, maka Anda akan kalah dalam setiap pertempuran. Walaupun ini strategi perang, namun sangat relevan dengan strategi dalam manajemen moderen untuk mengetahui kompetensi apa yang kita miliki, dan bagaimana caranya memenangkan suatu kompetisi, melalui upaya mengenal diri sendiri dan juga orang lain atau kompetitor kita, sebagaimana disebutkan dalam falsafah Sun Tsu tersebut.

Kedua, Dalam falsafah Hindu sangat banyak falsafah hidup yang dapat dijadikan acuan dalam mengembangkan diri kita menjadi pribadi yang baik sesuai karakter, sifat atau watak yang kita bawa sejak lahir.Karakter, sifat atau watak yang kita bawa sejak lahir, dapat diberdayakan dan terus ditingkatkan, sehingga dapat menjadi keuggulan jika terus dikembangkan.Weda Suci Bhagawadgita Bab XVII  Sloka 41, menyatakan sebagai berikut:

Brahmana-ksatria-visamsudranam ca paramtapa

karmani pravibhaktani svabhava-prabhavair gunaih 

 Artinya:

Wahai Arjuna, tugas-tugas adalah terbagi menurut sifat, watak kelahirannya sebagaimana halnya Brahmana, Ksatrya, Waisya dan juga Sudra.

Makna sloka dalam Weda Suci Bhagawadgita ini, bagi saya merupakan manajemen sumber daya manusia yang paling hakiki bagi upaya meningkatkan kompetensi pribadi.Sebagai individu yang ingin meningkatkan kompetensi masing-masing, maka harus paham tentang potensi yang merupakan sifat, watak atau karakter yang ada pada diri kita, untukselanjutnya dikembangkan secara maksimal.

Setelah tahu tentang sifat, watak atau karakter yang ada pada dirikita, maka tugas kita untuk meningkatkan kapasitas kita berdasarkan sifat, watak atau karakter tersebut.Artinya, tidak hanya cukup paham tentang sifat, watak atau karakter yang kita miliki, namun perlu upaya untuk meningkatkan kapasitas, bedadasrkan karakter yang kita miliki tersebut, sehingga bisa berperan maksimal.Jika Anda berkarakter Brahmana yang berpotensi menguasai ilmu keagamaan, maka kembangkan karakter Anda tersebut untuk meguasai ilmu tentang Agama Hindu.Jika anda merasa berpotensi berkarakter Ksatria, maka kembangkanlah pengetahuan Anda di bidang pemerintahan untuk bisa berperan maksimal dalam administrasi pelayanan masyarakat.Jika Anda merasa memiliki potensi berkarakter sebagai Vaysia, maka kembangkanlah pengetahuan Anda dalam bidang perekonomian, perdagangan, pertanian dan berbagai ilmu tentang perniagaan lainnya.Demikian juga jika karakter Anda sebagai pelayan atau sebagai pekerja keras, maka tingkatkanlah kemampuan Anda, sehingga menjadi pekerja keras atau pelayan yang dibutuhkan di mana Anda bekerja.Dengan demikian, maka sifat, watak atau karakter yang telah Anda miliki dan merupakan potensi Anda, harus dikembangkan dan dibangun terus menerus,  sehinggamenjadi kemampuan riil dan terus meningkat.

Terkait dengan pengembangan dan pembangunan karakterbangsa tersebut, Kementerian Pendidikan Nasional telah mencanangkan strategi pembangunan karakter bangsa melalui pendidikan, di mana terdapat 18 karakter yang harus dikembangkan agar menjadi pribadi yang baik, yaitu sifat, watak atau karakter Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, Menghargai Prestasi, Bersahabat/Komunikatif, Cinta Damai, Gemar Membaca, Peduli Lingkungan, Peduli Sosial, dan Tanggung Jawab. Dengan meningkatkan ke 18 potensi karakter pada diri Anda tersebut, maka dapat dipastikan Anda akan memiliki kemampuan untuk dapat menjadi seorang pemimpin yang handal, apapun profesi dan di manapun Anda berada.

Bapak, Ibu, Hadirin yang berbahagia

Kehadiran seorang pemimpin sangat diperlukan bagi suatu organisasi seperti umat Hindu, terlebih memiliki kompetensi dalam melakukan interaksi dan komunikasi dengan sesama umat Hindu, dan seluruh komponen bangsa lainnya. Seorang pemimpin juga akan menentukan visi, misi dan strategi dalam pengembangan agama Hindu ke depan yang sarat dengan dinamika perubahan. Hanya seorang pemimpin yang memiliki visi, misi, dan strategi yang jelaslah yang mampu membawa agama Hindu menghadapi perubahan yang akan dan terus terjadi di masa depan.

Umat Hindu tidak bisa berpangku tangan dalam menyikapi perubahan yang terus terjadi, atau sebaliknya hanya sibuk dengan urusan ritual yang tidak esensial tersebut.Penting untuk dipahami, bahwa dalam masyarakat moderen yang terus berubah ini, persaingan atau kompetisi harus menjadi pertimbangan utama dalam membina masyarakat Hindu ke depan. Baik berkompetisi di bidang pengembangan sumber daya, maupun dalam memperebutan posisi strategis dalam fora-fora yang lebih luas, baik lokal, nasional, maupun internasional.Hanya dengan sumber daya yang tinggi, kita mampu memperebutkan posisi strategis sesuai bidangnya.  Dengan adanya Anda pada posisi strategis, maka Anda dapat menjadi seorang pemimpin yang memiliki nilai tawar yang tinggi dalam memperjuangkan kepentingan umat Hindu sejajar dengan umat lainnya,  Dengan demikian kehadiran para Wisudawan Sekolah Tinggi Agama Hindu Dharma Nusantara dapat menjadi angin segar dalam pembinaan Umat Hindu Indonesia dan sekaligus jadi kader pemimpin bangsa di masa depan.

Bapak Ibu, Hadirin sekaliah yang berbahagia

Pada bagian kedua, saya ingin menyampaikan tentang nasionalisme yang menjadi subtema dalam orasi ilmiah ini.

Pada masa Yunani kuno, ada kepercayaan bahwa manusia dilahirkan dengan naluri Thymos, yakni kebutuhan akan pengakuan atau penghargaan yang sering diwujudkan dengan semangat membela kelompok, klan, suku bangsa atau kota. Dari pengertian tersebut, bahwa pemahaman kita tentang nasionalisme terletak pada kerelaan individu untuk melepas nafsu individualisme(ego) dan lebih mengedepankan kepentingan kelompok dalam hal ini bangsa (nation).Terkait dengan nafsu individu ini, perlu dipahami bahwa manusia sebagai mahluk individu, sangat dipengaruhi oleh nafsu (ego).

Sebagai mahluk individu dan juga mahluk sosial, kita harus pahami diri kita sendiri, berasal dari apa?dan bagian apa saja yang sangat mempengaruhi diri kita?Dari sanalah kita mempelajari bagaimana nasionalisme tersebut bisa terjadi.Untuk pembahasan ini, Saya mengajak kita semua untuk sejenak melihat Weda Suci Bhagawadgita, yang sudah pasti juga telah dipelajari di Sekolah Tinggi Agama Hindu Dharma Nusantara Jakarta.Dalam Weda Suci Bhagawadgita,Adhyaya 2 Sloka 45 menyatakan, bahwa ajaran-ajaran Weda sebagian besar mengajarkan tentang tiga sifat alam, kebaikan, kenafsuan dan kebodohan. Atasilah ketiga sifat alam itu.  Bebaskanlah dirimu dari dualisme, tempatkan kesadaran senantiasa di dalam tingkat kebaikan, bebaskan diri dari keinginan untuk mendapatkan pahala dan perlindungan, dan mantaplah di dalam sang Diri.

Adhyaya 3, Sloka 42 menyatakan, bahwa indria-indria bersifat lebih kuat dari alam prakerti, lebih kuat dari indria-indria adalah pikiran, lebih kuar dari pikiran adalah kecerdasan, dan lebih kuat dari kecerdasan adalah dia, sang hawa nafsu (kenafsuan).

Adhyaya 13 Sloka 6 menyatakan, bahwa manusia terdiri dari 24 unsur, yaitu lima unsur utama (Panca Maha Butha), Sepuluh Indria, pikiran, kecerdasan, Kenafsuan (keakuan palsu), Atman (Yang Tidak Terlihat), dan Lima obyek indria-indria.

Dari ketiga sloka tersebut, sangat jelaslah bahwa kenafsuan atau ego-lah yang menjadi musuh utama dalam diri manusia, sehingga kita selalu mementingkan diri sendiri, kelompok, etnis, dan bahkan keyakinan.Sebaliknya mengabaikan persatuan dan kesatuan sebagai anak bangsa.Sebagai bagian dari komponen bangsa Indonesia, siapapun kita, haruslah mampu menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa.  Hanya dengan melepas ego atau nafsu ingin menang sendiri, maka persatuan dan kesatuan bangsa akan terwujud. Hendaknya umat Hindu harus menjadi bagian dari upaya mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa tersebut.

Bapak Ibu, khususnya Para Alumni yang berbahagia

Bangsa Indonesia telah mendekalarasikan dirinya sebagai bangsa sejak 90 tahun yang lalu, tepatnya tanggal 28 Oktober 1928, saat para Pemuda Indonesia dari berbagai daerah di Indonesia melebur rasa kesukuannya dan menyatakan diri sebagai satu bangsa, yaitu Bangsa Indonesia. Meleburnya rasa kesukuan tersebut, sebagai akibat dari runtuhnya rasa keakuan, kenafsuan atau ego pribadi yang berlandaskan etnografi.Entitas etnis inilah sebagai biang perpecahan sesama anak bangsa yang terkotak-kotak secara parsial di setiap wilayah, terlebih terpisah di pulau-pulau yang berbeda.

Sebagaimana telah dipahami bersama bahwa Nasionalisme adalah suatu sikap politik dari masyarakat suatu bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan, dengan itu masyarakat suatu bangsa akan merasakan adanya kesetiaan yang mendalam kepada bangsa itu sendiri.  Dengan meleburnya entitas etnografi tersebut, maka seluruh komponen bangsa Indonesia yang berasal dari berbagai entitas harus mau dan bersatu dalam satu wadah bangsa yang disebut dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Agar bisa terus mempersatukan bangsa ini setidaknya kita harus mempedomani pilar-pilar kebangsaan kita, yaitu:

  1. Pancasila sebagai Ideologi Negara Indonesia yang telah terbukti mampu mempersatukan seluruh komponen bangsa.
  2. Undang-Undang Dasar 1945 sebagai Konstitusi Negara Indonesia harus menjadi acuan dalam proses penegakan hukum dan landasan berbangsa dan bernegar.
  3. Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai wadah perjuangan bangsa Indonesia yang sangat majemuk untuk menuju pada satu tujuan bersama.
  4. Ke-Bhinneka Tunggal Ika-an, sebagai pemersatu kemajemukan bangsa indonesia, dan
  5. Bahasa Indonesia, sebagai bahasa persatuan Bangsa Indonesia dari sekian banyak bahasa daerah dan bahasa lain yang ada di Indonesia.

Dengan mengimplementasikan ke lima pilar kebangsaan tersebut, kita yakin akan mampu memersatukan bangsa ini dari perpecahan. Sebaliknya, jika komponen bangsa mengabaikan dan bahkan tidak mengimplementasikan ke lima pilar kebangsaan tersebut, pastilah Negara ini akan terpecah belah, dan pada saatnya akan musnah.  Untuk itulah, menjadi tugas kita semua, menjaga persatuan bangsa ini, apapun resikonya.Perlu diingat, bahwa dalam satu rangkaian mata rantai persatuan, kekuatan persatuan terletak pada mata rantai yang terlemah.Kita sebagai umat Hindu yang secara kuantitas relative kecil, hendaknya tidak menjadi elemen terlemah dari komponen bangsa.Untuk itu kita harus bersatu, sehingga secara kualitas kita harus kuat.  Persatuan adalah kekuatan Hindu, dan dengan bersatunya Hindu, maka akan menjadi salah satu komponen kuat dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang sangat kita cintai bersama.

Bapak, Ibu Hadirin Sekalian yang saya hormati

Pemerintah juga telah mencanangkan program Bela Negara sebagai salah satu program nasional dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla saat ini.   Dalam Program Nawa Cita, khususnya,Program Nomor 1, yaitu Menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman bagi seluruh warga Negara, dan Program Nomor 8, yaitu Melakukan Revolusi Karakter Bangsa, maka pemerintah melalui kementerian dan lembaga Negara telah melaksanakan Program Nasional Bela Negara bagi seluruh komponen bangsa. Adapun landasan hukum program Bela Negara tersebut adalah UUD RI 1945 Pasal 27 ayat (3) yang menyatakan, bahwa Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.***  Selanjutnya dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, Pasal 7 ayat (1) menyebutkan, bahwa Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara. Sedangkan ayat (2) menyebutkan, bahwa Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara, sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diselenggarakan melalui: a. pendidikan kewarganegaraan; b. pelatihan dasar kemiliteran secara wajib; c. pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau secara wajib; d. pengabdian sesuai dengan profesi.

Dari landasan hukum tersebut, nampak jelas, bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam program bela negara, apapun profesinya. Lalu apa saja yang menjadi pedoman seorang warga negara untuk dapat disebut sebagai pembela negara?   Kementerian Pertahanan RI telah mencanangkan program bela negara ini dengan memperkenalkan nilai-nilai bela negara, sebagai berikut:

  1. Cinta Tanah Air, yang salah satu contohnya adalah dengan membiasakan diri untuk membeli produk-produk dalam negeri.
  2. Sadar berbangsa dan bernegara, dapat diwujudkan dengan melaksanakan kewajiban sebagai warga Negara seperti ikut dalam pemilihan umum atau program lain yang serupa.
  3. Yakin kepada Pancasila sebagai ideologi Negara, yang diwujudkan dalam sikap kita menolak berbagai bentuk ideologi lain seperti komunisme, rasisme, radikalisme, libralisme dan berbagai bentuk faham yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia yangreligious.
  4. Rela berkorban demi bangsa dan negara, diimplementasikan dengan melaksanakan kewajiban sebagai warga Negara seperti bayar pajak, atau menjadi atlet yang berprestasi untuk mengharumkan nama bangsa.
  5. Memiliki kemampuan awal bela negara, diwujudkan dengan belajar melalui berbagai institusi pendidikan, rajin berolah raga menjaga kesehatan dan berbagai aktifitas untuk meningkatkan kwalitas kehidupan pribadi, sehingga setiap saat berguna bagi bangsa dan negara, jika dibutuhkan.

Melalui program Bela Negara ini hendaknya kita sebagai warga Negara dapat mengabdikan diri kita sesuai dengan sifat, watak atau karakter yang kita miliki. Apapun profesi kita, dengan memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai bela Negara tersebut, maka kita semua adalah kader-kader bela Negara, yang sangat diharapkan oleh bangsa dan Negara, terlebih dalam menghadapi situasi saat ini yang serba tidak menentu dan penuh dengan ancaman.

Bapak, Ibu, hadirin yang saya hormati

Saat ini, dan kedepan kita akan memasuki tahun politik yang penuh dengan dinamika, dan sarat dengan berbagai kepentingan, dan sudah terbukti mampu menyeret emosi kita untuk terlibat di dalamnya. Sebagai bagian dari elemen bangsa umat Hindu harus ikut menyukseskan pelaksanaan pelaksanaan pemilu ini, baik pemilihan presiden yang akan menjadi pemimpin bangsa ini, maupun pemilihan wakil rakyat yang akan mengisi lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat, baik di pusat maupun di daerah, serta Dewan Perwakilan Daerah.

Presiden dan Wakil Presiden sebagai memimpin birokrasi,akan menjalankan roda pemerintahan dan sekaligus melayani masyarakat, termasuk kita sebagai warga negara.  Lembaga kepresidenan sebagai penggerak birokrasi akan menjalankan fungsi pemerintahan.  Berbagai kebijakan yang dihasilkan akan mengatur sumber daya yang dimiliki Negara untuk digunakan bagi kepentingan masyarakat banyak. Betapa penting dan strategis keberadaan Presiden selaku kepala Negara dan juga kepala pemerintahan.Demikian juga anggota Legislatif, akan menggerakkan proses pengawasan terhadap pemerintah, dan juga dalam pembuatan berbagai produk peraturan perundang-undangan yang menjadi acuan pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan. Kedua institusi ini sangat penting bagi kita semua, oleh sebab itu ikutilah proses pemilu dengan baik dan jangan tidak memilih atau menjadi Golput (Golongan Putih).

Pilihlah pemimpin yang telah terbukti baik, berhasil, dan mampu memperjuangkan dan melindungi kepentingan umat Hindu sebagai umat minoritas.Demikian juga, untuk anggota legislatif, pilihlah wakil rakyat yang memiliki kompetensi dan mampu memperjuangkan kepentingan rakyat, dan bukan kepentingan golongannya.Keengganan untuk terlibat dalam kehidupan politik tidak boleh berlanjut, karena dampaknya akan fatal bagi bangsa. Plato, guru Aristoteles, mengingatkan kita begini: “One of the penalties for refusing to participate in politics is that you end up being governed by your inferiors.” Terjemahan bebasnya: “Apabila anda enggan aktif dalam politik, jangan kaget bila nanti anda diperintah oleh orang-orang yang kualitasnya lebih rendah daripada anda.” Atau Presiden Turki, Recep Erdogan perah berkata: “Jika orang-orang baik tidak terlibat politik, maka yang akan mengisi pemerintahan dan lembaga legislatif adalah mereka orang-orang jahat”. Begitu pentingnya lembaga birokrasi atau eksekutif dan lembaga legislatif yang akan kita pilih orang-orang yang akan mengisinya, maka janganlah salah memilih, sebab salah pilih berakibat fatal bagi negeri ini dan juga kita semua.

Bapak Ibu Hadirin sekalian yang berbahagia

Pada bagian akhir sebagai kesimpulan, Saya ingin menyampaikan kembali pokok-pokok tentang kepemimpinan dan nasionalisme dihadapkan dengan dinamika politik yang kita hadapi saat ini hingga pemilihan umum than depan.   Hiruk pikuk perpolitikan kita, seusai Pemilihan Kepala Daerah di DKI Jakarta telah menghadirkan wajah baru dinamika politik yang sangat tidak beradab dan penuh dengan aksi fitnah, permusuhan dan bahkan kebencian.Ke depan sebagai warga negara yang baik, kita umat Hindu harus mampu menunjukkan, bahwa umat Hindu adalah elemen bangsa yang kuat secara kwalitas dan tidak terpengaruh oleh berbagai aksi radikal pemecah belah peratuan bangsa. Agar mampu menjadi bagian kuat elemen bangsa perlu dipedomani hal-hal sebagai berikut:

Pertama, jadilah pribadi-pribadi Hindu yang baik, yang mampu memahami diri sendiri, lingkungan dan mampu mengendalikan sifat kenafsuan yang ada pada diri Anda, dengan demikian Anda telah menjadi pemenang menghadapi musuh atau kompetitor yang paling kuat sekalipun.

Kedua, tingkatkan terus kompetensi pribadi Anda melalui pembangunan sifat, watak atau karakter bawaan yang Anda miliki dan kembangkan terus potensi tersebut, agar kelak jika menjadi pemimpin, Anda akan menjadi pemimpin yang berkarakter, dan jadi diri Anda sendiri.

Ketiga, persiapkan diri Anda untuk menjadi seorang pemimpin Hindu yang berkualitas, dengan selalu meningkatkan kapabilitas pribadi Anda, sehingga memiliki kompetensi beberapa langkahjauh di depan dibanding kompetitor Anda.

Keempat, Jadilah Anda warga negara yang baik, paham antara hak dan kewajiban, serta menjadi contoh di lingkungan mana Anda berada. Dengan demikian keberadaan Anda dapat menginspirasi warga sekitar dalam menolak berbagai bentuk tindakan intoleran, radikalisme, fitnah dan berbagai bentuk aksi kekerasan yang saat ini dan mungkin ke depan, akansering dan akan terus terjadi.

Kelima, sebagai warga negara yang baik, Anda harus memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi.Dengan lebih mengedepankan kepentingan bangsa (nation) daripada kepentinan pribadi atau golongan, di manapun anda berada dan apapun profesi Anda, maka persatuan dan kesatuan bangsa dapat terwujud dengan baik.

Bapak, Ibu dan Hadirin sekalian, khususnya para Wisudawan yang berbahagia

Mungkin kali ini, baru pertama kali saya menyampaikan orasi ilmiah di hadapan Wisudawan dan Civitas Academika lain dari pada yang lain. Pada kesempatan ini, saya sengaja memasukkan beberapa sloka Bhagawadgita dalam orasi ilmiah ini. Ada dua halpenyebabnya, yaitu:

Pertama, Saya beranggapan bahwa para Wisudawan dan juga para hadirian sekalian yang hadir ditempat suci ini, sudah pernah membaca dan dan bahkan memahami isi dari ke 700 Sloka Bhagawadgita tersebut.

Dan kedua, Saya ingin menyampaikan bahwa Yayasan Dharma Sthapanam telah menunjuk Saya selaku Ketua Panitia Pengadaan Satu Juta Weda Suci Bhagawadgita, yang akan dipuniakan sebagai Jnana Yadnya kepada masyarakat Hindu yang membutuhkan secara gratis. Namun demikian mengingat begitu besar biaya yang dibutuhkan, kami selaku Panitia memohon kepada Bapak dan Ibu hadirin sekalian untuk ikut serta dalam melakukan Jnana Yadnya ini melalui mepunia dengan mendonasikan sejumlah tertentu, sehingga mempercepat proses tercetaknya satu juta Weda Suci Bhagawadgita tersebut.

Demikian Orasi Ilmiah yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat untuk kita semua, khususnya bagi para Wisudawan dan Alumni Sekolah Tinggi Agama Hindu Dharma Nusantara yang segera memasuki dunia baru dalam memenuhi panggilan tugas di tengah masyarakat.

 

————Selamat Bertugas————

 

 Daftar Pusaka 

  1. Budiono,2015, MANUSIA, INSTITUSI DAN BANGSA: Bahan Kuliah umum di Universitas Paramadina.
  2. Darmayasa,2015, Bhagawad Gita, Denpasar:Yayasan Dharma Sthapanam.
  3. Kementerian Pertahanan RI, Nilai-Nilai Bela Negara, Jakarta: Percetakan Kementerian Pertahanan.
  4. Midhio, I Wayan, 2014, Bahan Ajar: Kepemimpinan Strategis, Bogor: Unhan Press.
  5. Minford, John, 2002, The Art of War, Sun Tsu: Edited, Translated, and With an Introduction, New Delhi: Penguin Book India, Pvt Ltd.
  6. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya.
  7. Tjahjo Kumolo dan Tim, 2017, Nawa Cita: Utuk Kesejahteraan Rakyat Indonesia, Jakarta:PT Kompas Media Nusantara.
  8. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945, 2016, Jakarta: Percetakan MPR RI.
  9. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, 2016, Jakarta: Percetakan Kementerian Pertahanan.

Comments are closed.

  • Jurnal PASUPATI ISSN 2303-0860

  • Memajukan SDM Hindu

    Salah Satu Karya Dosen STAH DNJ

    Memajukan SDM Hindu

  • Categories

  • Recent Posts

  • Archives

  • DHARMAGITA

    Mrdukomala

    Ong sembah ninganatha tinghalana de tri loka sarana

    Ya Tuhan sembah hamba ini orang hina, silahkan lihat oleh Mu penguasa tiga dunia

    Wahya dhyatmika sembahing hulun ijongta tanhana waneh

    Lahir bathin sembah hamba tiada lain kehadapan kakiMu

    Sang lwir Agni sakeng tahen kadi minyak saking dadhi kita

    Engkau bagaikan api yang keluar dari kayu kering, bagaikan minyak yang keluar dari santan

    Sang saksat metu yan hana wwang ngamuter tutur pinahayu

    Engkau seakan-akan nyata tampak apabila ada orang yang mengolah ilmu bathin dengan baik

  • STATISTIK