STAHDNJ.AC.ID

Vidyaya, Vijnanam, Vidvan
Subscribe

DIES NATALIS DAN WISUDA SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU DHARMA NUSANTARA JAKARTA

October 03, 2023 By: admin Category: Berita/News, Uncategorized

Sekolah Tinggi Agama Hindu Dharma Nusantara Jakarta menggelar perayaan Dies Natalis ke  29 tahun, kegiatan ini di laksanakan secara hybrid ataupun luring(luar jaringan) dan daring (dalam jaringan) melalui zoom meeting. Perayaan ini dilaksanakan di aula Sekolah Tinggi Agama Hindu Dharma Nusanatara Jakarta pada Rabu, 27 September 2023. Acara ini bertemakan “ Perkuat Tri Dharma Perguruan Tinggi Untuk Mencetak Pemimpin Dharma dalam Menjaga Peradaban Budaya Nusantara” kegiatan ini dihadiri oleh seluruh dosen,staff dan beberapa mahasiswa.(27/09/2023)

Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah tiga kewajiban yang terdapat dalam perguruan tinggi. Tiga kewajiban tersebut terdiri dari 3 poin, yaitu Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan, dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Dengan poin-poin penting yang telah disebutkan, maka yang bertanggung jawab terhadap Tri Dharma Perguruan Tinggi bukan hanya mahasiswa, melainkan seluruh sivitas akademika di kampus. Untuk mencetak pemimpin yang ber-dharma dan tetap menjaga peradabaan budaya nusantara yang sangat luas dan sangat beragam, Sekolah Tinggi Agama Hindu Dharma Nusantara Jakarta mengangkat tema ini sebagai salah satu perwujudan dukungan untuk membangun dan menciptakan pemimpin yang baik, berdasarkan dharma dan tetap menjaga peradabaan nusantara.

Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Ketua Sekolah Tinggi Agama yaitu Bapak I Made Sutresna S.Ag MA.,  WAKA I Bapak Ketut Budiawan,MH.,M.Fil.H , WAKA II Ibu Dra, Anak Agung  Oka Puspa M.Fil.H., KAPRODI Ilmu Komunikasi  Bapak  Dr.Untung Suhardi,S.Pd.H., M.Fil.H.,  Prof. Dr. Ir. I Made Kartika D. Dipl,.Ing. Made dan beberapa dosen lainnya.  Sekolah Tinggi Agama  Hindu Dharma Nusantara Jakarta mengundang pula Bapak Komang Koheri, SE ,Bapak  Ir. I Made Sudarta MBA, Bapak Dewa Ketut Suratnaya dan masih banyak yang lainnya selain itu Sekolah Tinggi Agama Hindu Dharma Nusantar Jakarta turut mengundang beberapa organisasi Hindu lainnya, diantaranya adalah SDHD Se-Jakarta Raya, PHDI DKI Jakarta, PHDI Kota Tangerang, PHDI Tangerang selatan dan beberapa organisasi Hindu lainnya.

Sejumlah acara dilaksanakan untuk memeriahkan perayaan Dies Natalis tersebut, Badan Eksekutif Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Hindu Dharma Nusantara Jakarta turut andil dalam memeriahkan acara tersebut dengan mengadakan kegiatan lomba sloka yang di ikuti oleh perwakilan kelas yang ada di Sekolah Tinggi Agama Hindu Dharma Nusantara Jakarta, kegiatan  ini dilaksanakan dengan tujuan membangun relasi antar BEM STAH DNJ dengan para mahasiswa, meningkatkan dan menjadikan wadah untuk mahasiswa dalam mengembangkan potensi skill baik hardskill maupun softkill yang dimiliki antar mahasiswa, kegiatan ini juga di peruntukan untuk meningkatkan citra Sekolah Tinggi Agama Hindu Dharma Nusantara Jakarta.

Kegiatan perlombaan pembacaan sloka ini diikuti dengan antusias para peserta atau perwakilan mahasiswa Sekolah Tinggi  Agama Hindu Dharma Nusantara Jakarta, sebagai apresiasi panitia memberikan sedikit penghargaan yang kiranya dapat menambah semangat jiwa-jiwa mahasiswa dalam menunjukan bakat dan potensinya, kegiatan perlombaan ini dilaksanakan pada tanggal 26 September 2023, dan pengumuman pemenang lomba pada saat pelaksanaan Dies Natalis yaitu pada 27 September 2023, dengan pemenang sebagai berikut:

JUARA 1 dimenangkan oleh  Ckha Satria dan Ditya Agustia dari Prodi Ilmu Komunikasi 2022

JUARA 2 dimenangkan oleh Komang Evi dan Made Rahayu Kardikayasa dari Prodi Pendidikan Agama Hindu 2020

Juara 3 dimenangkan oleh Galih Dharma Putra dan Gede Eka Saputri dari Prodi

Selama 29 Tahun berdiri sejak 1994 Sekolah Tinggi Agama Hindu Dharma Nusantara Jakarta telah mengalami beberapa peningkatan yang diharapkan akan terus berkembang membangun civitas akademika yang semakin berkualitas.

Setelah melaksanakan Dies Natalis, Sekolah Tinggi Agama Hindu Dharma Nusantara Jakarta juga menggelar Upacara Upanayana dan Samawartana, upacara ini di laksanakan secara hybrid ataupun luring (luar jaringan) dan daring (dalam jaringan) melalui zoom meeting. Upacara ini dilaksanakan di Pura Aditya Jaya Rawamangun, Jakarta Timur pada Jumat, 29 September 2023. Upacara Upanayana diperuntukkan bagi mahasiswa/I baru dan Samawartana diperuntukkan bagi mahasiswa/I yang telah lulus. (29/09/2023).

Turut hadir dalam upacara ini :

Ida Pedanda Panji Sogata saking Griya Lenteng Agung yang telah memimpin upacara kegiatan Upanayana dan Samawartana Sekolah Tinggi Agama Hindu Dharma Nusantara Jakrta,

Bpk. I Made Sutresna S.Ag MA., Ketua STAH DN Jakarta mahasiswa/I Upanayaa dan Samawartana serta para dosen da staff Sekolah Tinggi Agama Hindu Dharma Nusantara Jakarta

Bpk. Ketut Budiawan,MH.,M.Fil.H., selaku WAKA I STAH DN Jakarta sekaligus mengisi Dharma Wacana dalam Upacara Upanayana dan Samawartana

Ibu Dra, Anak Agung  Oka Puspa M.Fil.H., selaku WAKA II STAH DN Jakarta

Bpk. Dr.Untung Suhardi,S.Pd.H., M.Fil.H., selaku KAPRODI Ilmu Komunikasi

Bpk. Prof. Dr. Ir. I Made Kartika D. Dipl,.Ing , serta

Beberapa dosen dan staff STAH DN Jakarta

Upacara Upanayana bermakna sangat penting bagi mahasiswa/I baru untuk memulai menuntut ilmu, tujuan dilakukanya upacara Upanayana ini untuk mencerahkan pikiran, hati, perasaan, perkataan dan perbuatan dalam proses menutut ilmu pengetahuan. Dengan demikian senantiasa menghadapi kegelapan untuk menemukan kehidupan yang cerah baik secara lahir maupun batin. Upacara Samawartana juga dilakukan pada saat yang bersamaan yang diperuntukkan untuk mahasiswa/I STAH DN Jakarta yang sudah tamat, bermakna sebagai penobatan bagi mahasiswa/I yang telah selesai mengikuti proses belajar yang bersifat niskala. Sehingga kelak ketika mahasiswa/I sudah tamat, ilmu pengetahuan yang diperoleh dapat digunakan pada jalan kehidupan selanjutnya, untuk kecerdasan yang berkarakter menuju kehidupan mokshartam jagadhita ya ca iti dharma.

Upacara Upanayana dan Samawartana yang bertepatan dengan Hari Raya Purnama Sasih Kapat diawali dengan Proses Ngemargiang Byakala, Durmangala, dan Prayascitta kemudian Penglukatan dan Ngerajah isia Upanayana dan Samawartana oleh Ida Pedanda Panji Sogata didampingi dengan para dosen, selanjutnya mahasiswa/I dibagikan Banten Saraswati serta dipasangkan slempang Tridatu untuk mahasiswa/i Samawartana dan gelang Tridatu untuk mahasiswa/I Upanayana , dilanjutkan dengan persembahyangan bersama di Padmasana.

Tidak lupa juga Badan Eksekutif Mahasiswa STAH DN Jakarta turut ikut serta dalam kelancaran upacara Upanayana dan Samawartana, setelah proses persembahyangan dilanjut dengan mejaya-jaya serta natab banten dan ngelungsur sad rasa, tujuannya untuk penyatuan keenam unsur sad rasa dengan unsur Citta, Buddhi, Manah, Ahangkara, Dasendria, Panca Tan Matra dan unsur dari Panca Maha Bhuta itu sendiri akan membentuk dua benih kehidupan purusa pradana atau sukla dan swanita    yang akhirnya penyatuan sukla dan swanita itu maka timbullah penciptaan mahluk hidup yang telah memiliki atman sebagai bagian terkecil dari brahman atau parama atman.

Setelah upanayana dan samawartana selesai lalu dilanjutkan dengan kegiatan wisuda.

Dies Natalis XXIX dan Wisuda XXI Sarjana S-1 Prodi Pendidikan Agama Hindu dan Wisuda VIII Sarjana S-1 Prodi Ilmu Komunikasi Hindu Sekolah Tinggi Agama Hindu Dharma Nusantara Jakarta, di adakan di Gedung Kampus Jatiwaringin STAH Dharma Nusantara Jakarta pada hari Minggu, 1 Oktober 2023.

Acara ini dilaksanakan secara hybrid, luring (luar jaringan) dan daring (dalam jaringan).

Acara ini dihadiri langsung oleh :

– Ditjen Bimas Hindu kementrian republik Indonesia, Prof. Dr.Drs. I Nengah Duija, M.Si

– Ketua Yayasan Dharma Nusantara, Ir. IGKG  Suena, diwakili oleh KS Arsana, S.Psi., M.Pd

– Ketua Senat  :  I Made Sutresna S.Ag.,MA.

: Prof. Dr. Ir I Made Kartika D., Dipl,-Ing

: Prof. Dr. I Ketut Oka Setiawan, MH

: Kol. TNI (Purn) I Nengah Dana, S.Ag

: dr. I Ketut Lila, S.Ag

– Ketua Pengurus Harian PHDI Pusat, Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tanaya, S.IP, diwakili

– Ketua IA STAH DN Jakarta, diwakili oleh Gede Wiyadnya, S.Pd.H., MM.

– Dosen dan Staf STAH Dharma Nusantara Jakarta

– Pendamping Wisudawan dan Wisudawati

– Beberapa Mahasiswa dan BEM STAH Dharma Nusantara Jakarta

Acara ini juga dihadiri beberapa tamu undangan secara online.

Wisuda XXI Sarjana S-1 Prodi Pendidikan Agama Hindu meluluskan 19 Mahasiswa/i dan Wisuda VIII Sarjana S-1 Prodi Ilmu Komunikasi Hindu meluluskan 5 Mahasiswa.

Nama-Nama Wisudawan/Wisudawati:

  1. Lilik Susanti, IPK 3,82 dengan Predikat Terpuji
  2. Ketut Dewi Laksmi, IPK 3,69 dengan Predikat Terpuji
  3. Ninik Apriliani, IPK 3,81 dengan Predikat Cum Laude
  4. Ni Wayan Ayu Widiyanti, IPK 3,87 dengan Predikat Cum Laude
  5. Ni Made Suwastini, IPK 3,75 dengan Predikat Cum Laude
  6. Sugiyanto, IPK 3,79 dengan Predikat Terpuji
  7. Bang Waimese, IPK 3,42 dengan Predikat Sangat Memuaskan
  8. Ita Waimese, IPK 3,43 dengan Predikat Sangat Memuaskan
  9. Wayan Mely Wahyudi, IPK 3,66 dengan Predikat Terpuji
  10. Kadek Andi, IPK 3,57 dengan Predikat Terpuji
  11. Sugeng Purbadi, IPK 3,84 dengan Predikat Terpuji
  12. Nyoman Yoga Nanda, IPK 3,73 dengan Predikat Cum Laude
  13. Made Pasek Andreansyah, IPK 3,71 dengan Predikat Terpuji
  14. Gilang Purnama, IPK 3,79 dengan Predikat Cum Laude
  15. Pande Gede Lokaiswara, IPK 3,54 dengan Predikat Terpuji
  16. Made Susani, IPK 3,77 dengan Predikat Cum Laude
  17. Windi Nustelu, IPK 3,31 dengan Predikat Sangat Memuaskan
  18. Yati Tasijawa, IPK 3,36 dengan Predikat Sangat Memuaskan
  19. I Putu Nandia Anggara, IPK 3,60 dengan Predikat Terpuji
  20. Eka Peirissa, IPK 3,56 dengan Predikat Terpuji
  21. Marselinus, IPK 3,36 dengan Predikat Sangat Memuaskan
  22. Wayan Alvita, IPK 3,59 dengan Predikat Terpuji
  23. Ita Waemse, IPK 3,39 dengan Predikat Sangat Memuaskan
  24. Cok Gede Sidarta Govinda, IPK 3,51 dengan Predikat Terpuji

Astungkare rangakaian kegiatan wisuda berjalan dengan lancar, dengan ketua pelaksananya Bapak I Made Jaya Negara, SP,S.Sn.,M.Fil.H.

 

Penulis : Tim Mahasiswa

Pelayanan Sebagai Wujud Implementasi Tri  Hita Karana

September 20, 2023 By: admin Category: Berita/News, Uncategorized

 Pengabdian Masyarakat pada Piodalan Pura Kerta Jaya Tangerang

 

Sekolah Tinggi Agama Hindu Dharma Nusantara Jakarta pada tanggal 14 September 2023 kembali melaksanakan kegiatan Ngayah dalam rangka piodalan yang dilaksanakan di Pura  Kerta Jaya Tangerang (14/09).

Rutinitas yang dilakukan terkait dengan piodalan suatu pura dapat dilaksanakan pada setiap 6 bulan atau 1 tahun sekali. Pura Kerta Jaya Tangerang berada di Jl. KS. Tubun Dalam, No. 108, RT.004/RW.004, Koang Jaya, Kec. Tangerang, Kota Tangerang, Banten 15112

Piodalan dilaksanakan setiap 6 bulan sekali bertepatan dengan Rainan Tumpek Krulut yang dilaksanakan pada Sabtu, 16 September 2023.  Warga Tempek disini terlibat langsung dalam melaksanakan piodalan dan warga tempek disini terlibat juga dalam melaksankan ngayah, arisan, bhakti social, kegiatan organisasi keagamaan dan kegiatan penunjang lainnya.

Gambar 1 Kehadiran Ngayah Ketua STAH DN Jakarta didampingi dosen dan mahasiswa.

Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Hindu Dharma Nusantara Jakarta (STAH DN Jakarta) ini, di pimpin langsung oleh Ketua STAH DN Jakarta I Made Sutresna, S.Ag., MA. Pelaksanaan ngayah ini dijadikan sebagai kegiatan pengabdian kepada masyarakat karena wujud implementasi dari pembelajaran dan penelitian yang langsung diterapkan di lapangan sesuai dengan desa, kala dan patra. Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan pada kamis, 14 September 2023, dihadiri pula Waka II Dra. Anak Agung Oka  Puspa, M.Fil.H, Kabag.Auak Ni Ketut Rusmini Susilawati, S.Pd,H., M.Si, para dosen yang turut hadir, dan sejumlah tenaga kependidikan serta mahasiswa.

Gambar 2. Mepepade

 

Kegiatan awal pada pagi hari jam 08.00 dengan persiapan mejejaitan dan mempepade.  Kegiatan ini melibatkan seluruh warga tempek dan pelaksana pengabdian kepada masyarakat yang dilanjutkan dengan pembuatan kelengkapan sarana upakara.

 

Gambar 3. Tim STAH Dharma Nusantara Jakrta Gambar 4. Memainkan alat musik geguntangan

 

Tim STAH Dharma Nusantara Jakarta juga hadir dalam hari Piodalan pada sabtu, 16 September 2023, yang dimana disana tim ikut memainkan alat musik geguntangan untuk mengiringi upakara.

 

 

 

 

Pada kesempatan ini seluruh tim pelaksana pengabdian masyarakat dan umat berbaur dalam suasana pelayanan  yag sebenarnya wujud implementasi nilai Tri Hita Karana  yang ada dalam kehidupan.

 

Penulis: Made Dwi Apriliana.

 

MAHA SIVARATRI

January 22, 2023 By: admin Category: Artikel Keagamaan, Berita/News, ORASI ILMIAH

MAHA SIVARATRI

“Sebagai Wahana Pendakian Spiritual”

 

JAKARTA TIMUR, Pura Agung Taman Sari Halim Perdana Kusuma, Jumat 20 januari 2023. 19.00

Civitas Akademika Sekolah Tinggi Agama Hindu Dharma Nusantara Jakarta dalam perayaan Maha Sivaratri mengadakan dharmatula yang bertemakan Maha Sivaratri Sebagai Wahana Pendakian.  Sebagai malam perenungan, kita mestinya melakukan evaluasi atau intropeksi diri atas perbuatan-perbuatan selama ini. Pada malam pemujaan Siva ini kita memohon diberi tuntunan agar dapat keluar dari perbuatan dosa. Diakui atau tidak, manusia sering lupa, karena memiliki keterbatasan. Kerena sering mengalami lupa itu, maka setiap tahun pada sasih kepitu (bulan ketujuh menurut penanggalan), dilangsungkan upacara Siva Ratri dengan inti perayaan malam pejagraan.

Pejagraan yang asal katanya jagra itu artinya sadar, eling atau melek. Orang yang selalu jagralah yang dapat menghindar dari perbuatan dosa. Dalam Bhagavadgita III, 42, dinyatakan,orang akan memiliki alam pikiran jernih, apabila atman atau jiwa yang suci itu selalu menyinari budhi atau alam kesadaran. Budhi (kesadaran) itu menguasai manah (pikiran). Manah menguasai indria.

Kondisi alam pikiran yang struktural dan ideal seperti itu amat sulit didapat. Ia harus selaludiupayakan dengan membangkitkan kepercayaan pada Tuhan sebagai pembasmi kegelapan jiwa. Siwa Ratri (Ratri juga sering ditulis Latri) adalah malam untuk memusatkan pikiran pada Sang hyang Siwa guna mendapatkan kesadaran agar terhindar dari pikiran yang gelap. Karena itu, Siwa Ratri lebih tepat jika disebut ”malam kesadaran” atau ”malam pejagraan”, bukan ”malam penebusan dosa” sebagaimana sering diartikan oleh orang yang masih belum mendalami agama. Hari Siwaratri jatuh setiap setahun sekali berdasarkan kalender saka yaitu pada purwaning Tilem atau panglong ping 14 sasih Kepitu (bulan ke tujuh) sebelum bulan mati (tilem), dalam kalender Masehi setiap bulan Januari.

Pelaksanaan Perayaan Maha Sivaratri ini dihadiri Pinandita Prof. Dr. Ir I Made Kartika Dhiputra, Dipl.-Ing. Sekaligus sebagai narasumbern;  Ketua tempek Pura Agung Taman Sari Bapak kapten purn. I Gusti Ketut Wiracana, Bapak ketua STAH DN Jakarta Bapak I Made Sutresna,S.Ag.,MA, sekaligus membuka acara Maha Sivaratri, Bapak waka I  I Ketut Budiawan,MH.,M.Fil.H. sekaligur sebagai moderator, Waka II  Dra. Anak Agung Oka  Puspa, M.Fil.H, Kabag.Auak Ni Ketut Rusmini Susilawati, S.Pd,H., M.Si, Ketua LP3M Drs. I Wayan Budha, M.Pd, pengenalan kampus. Kaprodi  Pendidikan Agama Hindu I Made Awanita, S.Ag., M.Pd, Kaprodi Ilmu Komunikasi Hindu Dr. Untung Suhardi, S.Pd.H., M.Fil.H, I Made Biasa, S.Ag.,M.Fil.H, Pembimbing KKN I Wayan Kantun Mandara, S.Ag., M.Fil.H, Study circle I Made Jaya Negara SP. S,Sn., M.Fil.H, sekaligur sebagai ketua pelaksana dalam acara ini dan sejumblah tenaga kependidikan yang lain.

Dalam Perayaan Maha Sivaratri ini dihadiri 250 peserta diantaranya mahasiswa semester I, III, V, VII, Para Dosen dan beberapa warga setempat. Acara dimulai dari persembahayangan bersama di utama mandala setelah itu berpindah  ke balai pesamuan agung. Acara di pandu dengan Made Dwi apriliana mahasiswa STAH DN Jakarta Semester 3. Di awali dengan berjapa mengucap 108 Nama-nama Suci Siva yang dipimpin oleh bapak I Wayan Kantun Mandara, S.Ag., M.Fil.H,.

Setelah itu, sambutan ketua tempek Pura Agung Halim Perdana Kusuma Bapak kapten purn. I Gusti Ketut Wiracana  menyambut baik kegiatan seperti ini dan beliau ingin lulusan STAH kedepan bisa memimpin umat-umat yang berada di nusantara maupun di luar negri seperti belgia,jerman selain itu, belaiu juga bangga lulusan STAH DN Jakarta menjadi Perwira TNI.

Dilanjutkan dengan Ketua STAH DN Jakarta Bapak I Made Sutresna,S.Ag.,MA,  beliau menyampaikan dalam perayaan ini tentunya ada yang berbeda karena lebih banyak dr tahun tahun sebelumnya. Beliau meminta maaf karena tempat yang kita buat acara tidak cukup karena banyknya peserta yang datang melebihi kapasitas untuk berkumpul dan berdiskusi bersama. Perayaan Maha sivaratri ini sangat penting dirayakan karena menjadi kunci dalam hidup manusia itulah sebabnya, bagaimanapun kondisinya perayaan ini harus di laksanakan setiap tahunya. Mengingat perayaan adalah yang sangat prinsipil dalam hidup kita “malam Siva” adalah malam pencerahan tanpa pencerahan kita tidak bisa memaknai kehidupan kita dengan sebaik baiknya.

Dilanjutkan dengan bapak Drs. I Wayan Budha, M.Pd, pengenalan kampus STAH DN Jakarta kepada seluruh peserta termasuk warga sekitar yang ikut dalam acra ini.

Selanjutnya mamasuki dharma tula dengan narasumber Pinandita Prof. Dr. Ir I Made Kartika Dhiputra, Dipl.-Ing. Hal hal ini beliau banyak menjelaskan tentang perayaan Maha Siwaratri kita tentunya dalam memuja Dewa Siwa dengan sikap ‘’duduk” atau “linggih” dalam bahasa jawa artinya lungguh. Duduk dalam posisi silasana sempurna dengan merasa nyaman mengetahui cara duduk dengan benar dan lama, inilah bentuk lingga yang sebenarnya dari sini seseorang akan merasakan keseimbangan antara dia dirinya sebagai lingga dan yang di puja sebagai Ista Dewata. Dalam perayaan ini kita semua tentunya memuja Siva dalam manifestasinya sebagai Siva lingga. Melakukan pendakian spiritual sudah menjadi batang tentu utamanya harus menata srada bakti terlebih dahulu.

Dengan srada bakti itu kita diharapkan menjadi sakti dalam artian tau siapa yang akan kita puja,disembah Wisnu dalam Ista Dewatanya. Karena di Pura Agung Taman Sari yang di linggihkan Sang Hyang Pasupati maka yang di linggihkan Dewa Siwa. Pinandita Prof. Dr. Ir I Made Kartika Dhiputra, Dipl.-Ing juga menyampaikan ketika srada bakti sempurna kita diharapkan tidak sombong, selain itu diharapkan paramahasiswa nanti ketika lulus menjadi pinandita tidak bole mengutru sambil ngadep, harus semua pada diri keluar mengucapkan “om” bukan “hom” karena lingga yang ada pada diri dengan lingga yang di puja itu akan menyatu, antara pemuja dan yang di puja menyatu. Sikap duduk juga harus sesuai dengan astangga yoga merupakan tahapan-tahapan yang harus dijalankan bagi seseorang yang ingin meningkatkan kualitas spiritual.

Astangga Yoga berarti delapan tahapan yang harus dilaksanakan dalam beryoga. Bagian-bagian dari Astangga Yoga yaitu Yama (pengendalian), Nyama (peraturan-peraturan), Asana (sikap tubuh), Pranayama (latihan pernafasan), Prathyahara (menarik semua indrinya kedalam), Dharana (telah memutuskan untuk memusatkan diri dengan Tuhan), Dhyana (mulai meditasi dan merenungkan diri serta nama Tuhan), dan Samadhi (telah mendekatkan diri, menyatu atau kesendirian yang sempurna atau merialisasikan diri). Disamping itu prof juga mengingatkan ketika merayakan sivaratri agar tidak main main mengunakan foto dewa siva yang dikalungi dengan bunga karena kita hidup di indonesia,jadilah Hindu Nusantara bukan Hindu India. Prof disini banyak membahas tentang bagaimana membangun kesadaran dalam diri agar keselarasan tercapai antara pemuja dan yang di puja menjadi satu. Setelah penyampaian materi prof berakhir dilanjutkan dengan persembhyangan bersama. Setelah sembhyang dilanjutkan dengan berjapa Om Nama Sivaya  sebanyak 108 .

Nah ketika selesai sembhyang mahasiswa bebuka puasa jeda sebentar dan melanjutkan kegiatan terakhir yaitu study circle yang di pimpin bapak I Wayan Kantun Mandara, S.Ag., M.Fil.H,. diskusi memakai konsep Upanisad yaitu duduk melingkar di bawa Guru. Setelah duduk atau lungguh barulah diskusi dimulai bapak Wayan Kantun Mandara  menjelaskan tentang pohon bilva Ficus religiosa) adalah tanaman suci, mempunyai akar ke atas (spirit) dan akar ke bawah (duniawi), merupakan tanaman aswatha (bhagavadgita), dimana setiap lembarnya merupakan simbol-simbol sloka-sloka suci Weda Tanaman bilva menyimpan zat asam (oksigen/neeter), dimana di dalam Atharwa Weda VI.95.1.disebutkan bahwa : Asvattho devasadanah

Tanaman bilva (Ficus religiosa) dinamakan tempat kediamannya para dewa sebab ia selalu memancarkan oksigen (nettar). Kemudian dipertegas lagi dalam Sama Weda 1.824 bahwa : Tam it samanam vamna caviruddho antarvantis ca sarvate ca vivaha. Tanam-tanaman dan tumbuhan memancarkan udara vital yang dinamakan samana (oksigen) secara teratur. Di Bali, daun bilva dipergunakan sebagai sarana pemujaan yang paling utama pada Hari Siwaratri, yang tertuang dalam Siwaratri Kalpa Di dalam ceritra Lubdaka dikatakan, naik ke atas pohon bilva (irika tikang nisada memenek pang ing maja) . Kata bilva (bila) dapat berubah menjadi wira yang berarti perwira, teguh hati, tekun. Dengan analisis itu maka pohon bilva mengandung simbolik yang menggambarkan bahwa ia adalah bertumpu pada ketekunan.

Kemudia bapak Wayan Kantun Mandara juga menjelaskan cerita Lubdaka adalah seorang pemburu, kerjaanya adalah membunuh yang disebut himsa karma. Sedangkan dalam ajaran Hindu dilarang membunuh, menyakiti yang disebut ahimsa karma. Sebenarnya ceritra Lubdaka dibangun berdasarkan faham dwaita “dualis”. Dimana menurut Bethara Siwa , Lubdaka adalah orang yang telah melaksanakan dharma yang utama, karena setia menjalankan Brata Siwaratri yakni, upawasa, monabrata dan jagra. Ini adalah pemujaan kepada Siwa dengan tepat. Sedangkan menurut Bethara Yama, Sang Giriputri belum tahu tentang Brata Siwaratri ini penuh berkah. Namun Betara Yama menilai Lubdaka adalah si pembunuh maka ia harus mendapat siksa neraka.

Selanjutnya dikatakan Lubdaka memetik daun bilva menjatuhkan ke dalam danau. Artinya dia takut terjatuh maka tidak boleh mengantuk. Simbolis di sini dia takut jatuh, yaitu mengalami reinkarnasi dimana reinkarnasi itu adalah kehidupan yang terjadi dari kejatuhan dari sorga atau neraka. Untuk itulah agar tidak jatuh manusia mestinya berintrospeksi diri. Ibarat bayangan bulan di tempayan setiap bayangan itu akan menampakan diri kita secara keseluruhan. Maka ranu, kolam yang ada di bawah dengan lingga disimbolkan cermin untuk melihat bayangan kita sedangkan lingga adalah atma kita.

Memetik-metik daun bilva dalam Pustaka Siwaratribrata sebanyak 108 adalah simbolik dari menghitung kesalahan yang telah diperbuat. Angka 108 dijumlahkan menjadi 9 yakni angka tertinggi, simbolik dari Lubdaka melakukan perbuatan dengan keteguhan hati, ketekunan memuja Siwa adalah mencapai puncaknya.

Atas dasar analisis itulah maka cerita Lubdaka adalah simbolik seorang yogi dalam menekuni Yoga. Dengan Brata Siwaratri di malam ke ping 14 brata itu mencapai puncaknya. Seperti disebutkan dalam Wrehaspati Kalpa, bahwa bagi mereka yang telah mencapai Samadhi, segala papa nerakanya terbakar, dibakar oleh panasnya api gaib (bhanimaya) sebagai akibat dari matangnya yoga.

Dalam ritual Siwaratri adalah momentum “malam penghormatan Siwa” yang sepatutnya dimaknai sebagai  “malam kesadaran”  (tan mrema, tan aturu), bukan “malam penebusan dosa”. Apalagi sekadar begadang semalam suntuk yang dilakukan di sembarang tempat dengan aktivitas yang cenderung mengarah terhadap hal² yang tidak patut, bahkan tergolong jauh dari hakikat Siwaratri yang mengamanatkan umat meningkatkan kesadaran sang diri  – matutur ikang atma ri jatinya Kesadaran diri menjadi intisari ajaran Siwaratri

Terakhir beliau berpesan Jika dalam hidup tidak pernah melakukan Brata Siwaratri maka dalam hidup ini tidak akan punya arti. Seperti dikatakan dalam Arjuna Wiwaha disebutkan bahwa :

“Seseorang yang tidak pernah melakukan brata, tapa, yoga semadi akan berharap, memaksa supaya memperoleh kesukaan dari Hyang Widhi akan dibalikan halnya dan ditimpa kesedihan, disakiti oleh rajah dan tamah.”

Setelah itu acara di tutup dengan persembhyangan bersama, berfoto ,bersih-bersih area pura dan kemudian pulang.

  • Jurnal PASUPATI ISSN 2303-0860

  • Memajukan SDM Hindu

    Salah Satu Karya Dosen STAH DNJ

    Memajukan SDM Hindu

  • Categories

  • Recent Posts

  • Archives

  • DHARMAGITA

    Mrdukomala

    Ong sembah ninganatha tinghalana de tri loka sarana

    Ya Tuhan sembah hamba ini orang hina, silahkan lihat oleh Mu penguasa tiga dunia

    Wahya dhyatmika sembahing hulun ijongta tanhana waneh

    Lahir bathin sembah hamba tiada lain kehadapan kakiMu

    Sang lwir Agni sakeng tahen kadi minyak saking dadhi kita

    Engkau bagaikan api yang keluar dari kayu kering, bagaikan minyak yang keluar dari santan

    Sang saksat metu yan hana wwang ngamuter tutur pinahayu

    Engkau seakan-akan nyata tampak apabila ada orang yang mengolah ilmu bathin dengan baik

  • STATISTIK